Keikhlasan hati ibu amatlah besar. Apalagi jika kita membayangkannya, tentunya kita tidak dapat membayangkannya dengan kata-kata. Coba kita renungkan bagaimana perjuangan ibu kita yang telah menagndung kita selama sembilan bulan, melahirkan kita yang bisa mengorbankan nyaqwanya,dan membesarkan kita. Coba simaklah cerita berikut :
Adit adalah seorang anak yang sangat polos, wajar saja umurnya masih delapan tahun. Suatu hari ibunya meminta tolong kepadanya. Ibunya meminta tolong untuk membeli garam di warung. walaupun adit mau menolong ibunya, ia terlihat menggerutu tanda ketidak ikhlasannya. "kenapa sih ibu terus saja meminta tolong kepadaku, akukan lagi sibuk bermain" dalam hatinya.
ketika selesai membeli garam kepada ibunya iya dengan cepatnya mengambil sebuah pensil dan selembar kertas. kemudian ia berikan cacatan itu kepada ibunya, isinya
membantu ibu membersihkan tempat tidur Rp 5.000
membantu ibu didapur Rp 10.000
membantu ibu membeli garam di warung Rp 5.000
jadi semuanya Rp 20.000. ibu harus memberi saya imbalan atas jasa saya.
kemudian ibunya tersenyum, dan menuliskan sesuatu di kertas. Adit penasaran melihat apa yang dituliskan ibunya itu. Ibunya pun memperlihatkan cacatannya
mengandung adit selama 9 bulan, Gratis
Menggendong Adit kalo sedang menangis, Gratis
Membelikan susu untuk Adit, Gratis
mengganti popok Adit, Gratis
Jadi semuanya GRATIS
Adit pun menangis terharu dan meminta catatannya kembali dan menuliskan "LUNAS".
Walaupun cerita ini sangatlah lucu,tetapi kita juga herus dapat mengambil hikmahnya. Yaitu kita harus menghargari keikhlasan hati ibu kita sendiri dalam segala hal.
Sumber :
http://tandjungringgit.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
eaw san.........
.chayang bagt ikg mha ibu.a...
.jd t.haru...
.hehehehehehehe.......
Posting Komentar
Komentar Anda