Perhatikanlah penggalan cerita berikut :
Hmmm kisah ini mungkin sudah usang dan sudah sering di ceritakan oleh2 para orang tua dan guru-guru kita,tapi tidak ada salah nya kan kalau kita mengulang kembali sebagai bahan untuk kita berpikir apa yang telah kita berikan buat sang Ibu orang yang melahirkan dan membesarkan kita.
Para sahabat di landa dukacita,seorang sahabat mereka yang bernama Alqomah berada dalam keadaan sakit yang sudah berat.beliau adalah sahabat nabi yang amat setia,tubuhnya penuh dengan bekas luka akibat melindungi Rasulullah dalam berbagai pertempuran.
Yang membuta para sahabat bersedih bukanlah sakitnya Alqamah,tetapi detik-detik sekarat yang sungguh sangat memilukan,mulutnya terkatup rapat tidak mampu mengucapkan sesuatu kecuali erangan kesakitan,Subhanallah...
Para sahabat telah mengajarinya untuk menggumamkan kalimat2 tauhid,namun lidahnya kelu dan sulit mengucapkan kalimat suci itu.Sahabat sungguh cemas dan sedih jangan-jangan Alqamah mengakhiri hidupnya tanpa kalimat suci dan tanpa sebutan nama Allah dari bibirnya.Bukankan akan menjadi malapetaka besar bagi seorang muslim jika akhir hayatnya tidak terucap keesan Allah apalagi bagi seorang Alqamah yang dikenal bagus agamanya ?Bukankah itu tanda amal kebajikkan selama ini sia-sia.Nauddzubillah mindzalik.
Melihat keadaan yang seperti itu seorang sahabat mendatangi Rasul dan menceritakan semuanya,lalu Rasul dengan segera berangkat untuk melihat keadaan Alqomah dan menangani sendiri derita yang menimpa sahabat setianya itu.Dengan sabar dan dalam keadaan prihatin Rasul membisikkan kalimat tauhid ke telinga Alqamah sambil berpesan,"Alqomah,... bertaubatlah kepada Allah dan sebutlah nama Rabbmu"Tetapi Alqomah tetap membisu hanya nafasnya yang menunjukkan bahwa dia masih bisa memahami apa yang disampaikan Rasul.
Sampai tiga kali Rasul mengulangi bisikkannya kepada Alqomah,tapi Alqomah tetap tidak dapat mengatakannya cuma bola mata nya yang berputar2.Akhirnya Rasul diam dan menoleh kepada para sahabatnya dan bertanya :"Apakah kalian tau apakah Alqomah masih mempunyai orang tua ?Aku curiga mungkin Alqomah pernah berbuat durhaka tanpa dia sadari dan orang tuanya tidak ridha kepadanya,sebab jangan harapkan turun ridha Allah jika tidak memperoleh ridha orang tua.
Salah seorang sahabat menjawab:"ayahnya sudah meninggal yang ada tinggal ibunya,"dimana rumah nya ? tanya Rasul ?lalu sahabat yang lain menceritakan"Ibu Alqomah bermukim dalam sebuah gubuk tua dikampung seberang.Rasul lantas memerintahkan Ali dan Bilal untuk mencari ibu Alqomah serta menceritakan apa yang di alami anaknya,agar dengan demikian si Ibu bersedia memaafkan segala kesalahan anaknya.
Sampailah Ali dan Bilal kerumah gubuk itu walau sudah cukup lama mencari2 mereka mengetuk pintu sambil mengucap salam dan dijawab salam dan di buka pintu,subhanallah mereka tertegun ternyata ibu Alqomah sudah tua dan bungkuk,dengan sopan salah satu dari mereka bertanya:
"Betulkah nenek ibu Alqomah ?
Nenek itu menggeleng,"Bukan.. saya bukan ibu Alqomah.
"Tetapi orang sebelah mengatakan ,kalau neneklah ibu Alqomah.
Sebelum Ali dan Bilal bertanya lagi si Nenek berkata :
"Dulu Alqomah memang anak ku,waktu masih berada dalam kandungan ku,dulu waktu aku melahirkannya dengan taruhan nyawaku,waktu ia kelaparan dan kedinginan aku yang menyuapinya dan memberinya air susu dari sisa-sisa kelelahanku,sekarang ? Alqomah bukan anak ku lagi"
Ali dan Bilal saling berpandangan,mereka bagaikan tertimpa gungung besi,tidak dapat berbuat apa-apa,bahkan tidak berpikir apa-apa akibatnay cuma bisa diam.
Nenek itu matanya menerawang jauh,wajahnya berubah mendung,pekat.Dan berkata lagi " Sesudah Alqomah mempunyai istri dia bukan anakku lagi.Alqomah sibuk dengan urusannya,terlalu gandrung kepada istrinya,sampai tidak punya waktu untuk berkunjung kerumah tua ini untuk menjenguk ku,apalagi nafkah atau pemberian,salam pun tidak pernah dikirimkan nya padaku.
Ali dan Bilal menundukkan kepala ,nenek itu terus berbincang
"Suatu ketika Alqomah lewat depan rumahku, baru itulah dia masuk kerumah ini setelah dia menikah,Alqomah membawa dua bungkusan rapi,yang sebuah diberikan kepadaku ,alangkah bahagianay aku dan lenyaplah dendam dan kesedihan ku sehingga kubuka didepannya matanya,untuk membuktikan aku sangat senang akan pemberiannya,ternyata dalam bungkusan itu berisi kain sutra yang amat indah,kupeluk kain itu dan kuciumi kain itu,namun apa yang terjadi dengan tiba-tiba? Alqomah mengambil kembali kain itu dari tangan ku dan berkata "Maaf ibu.saya keliru menyerahkan hadiah untuk ibu ,kain sutra itu buat istriku dan yang ini buat ibu sambil memberi bungkusan satunya.
Ali dan Bilal masih menutup diri sambil terus mendengar si nenek berkisah,dan sinenek masih menampakkan kehitaman dan kedukaan di wajahnya yang sudah keriput karena usia."Aku sebetulnya cukup kecewa,namun belum cukup melenyapkan kegembiraan ku,aku masih menimang-nimang bungkusan ku yang lain sampai Alqomah meninggalkan rumah ini.
"Sesudah itu,kubuka bungkusan satunya dan alangkah sakit hatiku sebab hanya berisi selmebar kain bekas yang barangkali dibelinya di tukang loak,dengan begitu masih berhakkah Alqomah menganggap dirinya sebagai anakku ?"
Kini betul-betul Ali dan Bilal ditimpa kebimbangan,mereka tidka tahu apa yang harus mereka lakukan,sudah jelas nenek itu sakit hati yang tidak tertahankan terhadap Alqomah,masih mungkin kah dia berkenan mengampuni anak nya ?
Maka dengan radu-ragu Ali berkata"Alqomah sedang dalam keadaan sekarat,Nek,dan dia tidak dapat mengucapkan kalimat tauhid dan Rasulullah memohon agar Nenek mau meridhai Alqomah memaafkan segala kekeliruannya.
"Tidak ! nenek itu langsung memekik "Alqomah bukan anakku,Rasulullah boleh memerintahkan apa saja padaku,asal jangan menyuruh aku mengampuni Alqomah,dia terlalu durhaka padaku dan dia bukan anakku!
Terpaksa Ali dan Bilal pulang dengan sia-sia dan mereka menghadap Rasul dan menceritakan semunya,Rasul termenung,Alqomah masih tersiksa dengan sekaratnya,kemudian Rasul berkata lagi,"Baiklah Ali dan Bilal kembalilah kepada nenek itu dan minta dia datang kemari dan jangan katakan apa tujuan nya dan katakan saja Aku Rasulullah memintanya kemari.
Make mereka pergi membawa sebuah kendaraan yang sekedup,semacam tempat duduk di punggung unta untuk menjemput ibu Alqomah.Sementara itu Rasulullah memerintahkan sahabat lainnya untuk menumpuk kayu bakar dihalaman rumah Alqomah.Dan sahabat Rasul yang makin kepayahan dalam sekaratnya tersebut di angkat bersama pembaringannya kedekat unggunan kayu bakar.
Setelah Ali dan Bilal tiba membawa sang Nenek yang belum mau mengampuni anaknya itu,Rasulullah langsung menyongsong dengan penuh hormat,
"Selamat datang ,Nenek yang mulia"
"Terima kasih,hai Junjungan,jawab nenek tsb dengan bangga.
Namun tiba-tiba nenek raouh itu berubah roman mukanya,beliau kelihatan pucat pasi dan bertanya "Siapakah yang tergolek dipembaringan dekat timbunan kayu bakar itu ?"Rasulullah menjawab "Susunan daging kering itu adalah bekas anak nenek,Alqomah,dia durhaka kepada ibunya,jadi dia tersiksa dalam sekaratnya,karena itu daripada menderita berkepanjangan lebik baik akan kubakar dalam tumpukkan kayu yang sebentar lagi bakal di nyalakan.
Nenek itu semakin mengertas,pucat pias sekujur kulitnya,"Betulkan dia akan di bakar ?
Rasulullah mengangguk pasti,kecuali jika nenek mengampuni dosa-dosanya."Tidak ! teriak Nenek itu,Bakarlah dia aku tidak perduli,dia bukan anakku."
Rasul lalu mengisyaratkan kepada para sahabat untuk membakar tumpukkan kayu tsb.Setelah api menjilat-jilat kesegenap penjuru,Rasul memerintahkan agar Alqomah diangkat dari pembaringan dan dilemparkan ke dalam api.
Nenek itu terperanjat dia menjerit waktu Alqomah sudah di gotong menuju ke unggunan api "Betul-betulkah akan kau bakar dia hidup-hidup di depan ku,seorang wanita ?"
Rasul kembali mengangguk,Bila nenek tidak mau meberi maaf.
"Tidak !..tidak! nenek itu memekik histeris lebih baik dia di bakar daripada aku memaafkan nya,bakarlah dia,Alqomah bukan anakku.Maka dengan serempak Alqomah di angkat tinggi-tinggi dan di ayunkan hendak di lemparkan.
Hati seorang ibu nya menjerit dan menangis,dan berkata "Ya Rasulullah ,jangan bakar dia bagaimanapun Alqomah adalah darah dagingku sendiri,biarlah aku ampuni semua kesalahnnya.
Begitu terucap ucapan maaf dari sang ibu Alqomah seketika itu juga bisa mengucapkan asma Allah dan kalamit tauhidd an Alqomah meninggal dunia dalam keadaan tenang
Subhanallah.
Kesimpulan:
Seorang Alqomah yang jelas-jelas sahabat setia Rasululla ketika dalam keadaan sekarat pun mendapat ujian dari Allah hanya karena ibunya sakit hati ,apalagi kita yang cuma umat Rasul,bagaimana lagi ujian nya kalau kita menyakiti orang tua apa lagi seorang ibu.
Buat Para Ikhwan nih khsusunya,ini pelajaran berharga dan bisa di ambil hikmahnya ,selalu memilih yang terbaik buat ibu kita walau anda2 sudah beristri dan ingat karena seorang ibu kita ada kalau kita berbuat baik dan membahagiakan ibu insyaAllah anak-anak kita nanti nya juag berbuat sama. InsyaAllah
Sumber :
http://www.pdmbontang.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda