Kenapa ya ibu kandung jarang diilustrasikan sebagai ibu yang pilih kasih kepada anak-anaknya sendiri? Padahal, tak sedikit ibu kandung yang dirasakan anaknya seperti stereotip ''ibu tiri''. Memperlakukan beda antara anak satu dan yang lain. Berikut penjelasan dr Nalini Muhdi Agung, Psikiater.
Dalam kajian ilmu jiwa, ada istilah sibling rivalry untuk menggambarkan kondisi persaingan antarsaudara, kakak, dan adik, yang menimbulkan perasaan cemburu. Fenomena itu kerap muncul setelah nongol adik baru.
Wajar, pada masa anak, mereka mendambakan perhatian serta kasih sayang eksklusif dari orang tuanya. Terutama, ibu. Sering pada saat bersamaan, lahir adik baru yang lebih mungil dan lucu. Tentu, dia membutuhkan perhatian lebih daripada kakaknya karena masih lemah. Tak ayal, si kakak merasa ibu lebih sayang dan perhatian kepada adik daripada dirinya. Kendati sudah dijelaskan bahwa ibu tetap sayang padanya, secara tidak sadar mungkin ibu malah menunjukkan perlakuan tidak adil kepada dirinya.
Misalnya, si ibu belum-belum sudah khawatir bila kakaknya membuat adik mungil terganggu. Akibatnya, kendati bermaksud baik, kakak disuruh menjauh dari adik. Padahal, si kakak ingin bermain dengan adiknya, ''mainan'' barunya.
Lantaran persepsi dan daya pikir anak-anak masih terbatas, kakak berpikir bahwa adik sudah bisa diajak bermain seperti dirinya. Dia tak memahami bahwa adik masih butuh tahap-tahap perkembangan untuk menjadi seperti dirinya. Pada saat yang sama, dia juga butuh perhatian besar dari ibu. Di sinilah biasanya ''pertempuran'' dimulai.
Bila ibu tak bisa menyikapi dengan bijaksana, rivalry berlanjut sampai dewasa. Misalnya, ketika sedang bermain bersama lantas terjadi perkelahian dan adik menangis, si kakak langsung disalahkan atau dimarahi, tak peduli siapa yang sebetulnya salah. ''Udah gede tapi gak mau ngalah sama adik...!" seperti itulah biasanya yang diucapkan ibu. Karena keseringan, lama-lama kakak merasa ibu tak adil, tak sayang lagi dengan dirinya, merasa ibu ''selingkuh'' dengan adiknya, dan sebagainya. Akibatnya, dia tambah berulah menjengkelkan. Ibu tambah gemas dan berusaha melindungi adik. Begitulah, si kakak makin berulah dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan, eh mendapatkan perhatian dari ibu. Dalam pola pikir anak: lebih baik dimarahi daripada dicuekin ibu. Kasihan dia, bak anak tiri.
Sumber :
http://harianbatampos.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda